Sebab – sebab berlakunya Israf @ boros - rumusan

boros berlaku setelah lama hidup dalam keadaan susah dan tiba – tiba mendapat kesenangan
a) lumrah manusia memang begitu, ibarat kata orang tua seperti kacang lupakan kulit.

b) Manusia memang tidak suka akan menjadi miskin dan sentiasa bercita – cita menjadi orang kaya yang terkenal. Memetik kata Abu Thalib al - Makki, kata beliau – Manusia tidak suka miskin, hina dan penyakit, padahal itu semua mungkin baik baginya untuk bekal di akhirat, sebaliknya suka kaya, sehat dan ternama padahal semua itu bahaya baginya di sisi Allah, dan jelek akibatnya. [1]

Semasa susah sentiasa ikut perintah Allah tetapi bila senang melupakanNya
a) Ujian Allah swt bermacam – macam, ada diuji dengan kesusahan atau kepayahan, seperti yang difirmankan oleh Allah swt dalam Surah Al – Baqarah ayat 155, maksudnya - Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar

b) Pun begitu, manusia juga akan diuji dengan nikmat kesenangan untuk melihat sama ada mereka itu tetap patuh dan bersyukur atau berubah ingkar kepada Penciptanya – firman Allah swt dalam Surah An – Faal ayat 28, maksudnya - Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.


Islam mengingatkan agar tidak terlalu mencintai dunia
a) Firman Allah swt dalam Surah Al – Furqaan ayat 67, bermaksud – Dan juga mereka (yang diredhai oleh Allah itu ialah) yang apabila membelanjakan hartanya, tiadalah melampaui batas dan tiada bakhil dan kedekut dan (sebaliknya) perbelanjaan mereka adalah betul sederhana di antara kedua – dua cara (boros dan bakhil) itu.[2]

b) Nabi Muhammad SAW bersabda – Cinta pada dunia itu pokok dari segala dosa. [3]

larangan berkawan dengan orang yang boros
a) Firman Allah swt dalam Surah Al – Israa’ ayat 27, bermaksud – Sesungguhnya orang – orang yang boros itu adalah saudara – saudara syaitan, sedang syaitan itu pula adalah makhluk yang sangat kufur kepada Tuhannya. [4]

Islam menitiberatkan dalam memilih sahabat
a) hadis Nabi Muhammad SAW – berbanding mereka yang bergaul dengan orang yang baik dan bergaul dengan orang yang jahat adalah seperti mereka mendampingi penjual minyak wangi dan mendampingi tukang besi. Mendampingi penjual minyak wangi kamu mungkin dihadiahkan minyak wangi atau kamu akan membeli darinya atau sekurang – kurangnya kamu mendapat baunya. Mendampingi tukang besi mungkin percikan api akan membakar pakaian kamu atau sekurang – kurangnya kamu akan menghidu bau hangit dari bakaran besi. [5]

Jalan mendapat Syurga Allah bukannya mudah – kerana sifat boros boleh mengganggu perjalanan kita ke sana.
a) Firman Allah swt dalam Surah Al – Baqarah ayat 214, maksudnya - Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

b) Sementara, Abu Ali al – Banjari an – Nadwi pernah berkata – Kemewahan hidup banyak menghalang seseorang dari berbuat ibadat kepada Allah swt… kita sibuk mengumpul harta, juga sibuk menjaganya dan sibuk untuk menambah lebih banyak lagi… tak peduli halal atau haram… tak peduli waktu shalat, bahkan semua waktu digunakan untuk mengumpul harta kekayaan. [6]

End Note
[1] Dipetik dari: Bahreisy, H Salim. Terjemahan Al – Hikam. Cet. 2. Surabaya: Balai Buku, 1977. hal. 80
[2] Carian melalui : http://www.al-islam.com
[3] Bahreisy, op cit. hal 152
[4] Carian melalui : http://www.al-islam.com
[5] Hadith dipetik dari: Noh, Dr. Al Syed Muhammad. Wabak Sepanjang Jalan. Jld. 1. trans. Dewan Ulamak Pas Kedah. K Lumpur: Dewan Ulama PAS Pusat, 2003. hal. 26 - 27
[6] An – Nadwi, Abu Ali an – Banjari. 40 Hadis Peristiwa Akhir Zaman. Jakarta: Media Da’wah, 1998. hal. 38 – 39

Comments

Popular Posts